إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadat
manusia ialah Baitullah yang di Makkah yang di-berkahi” al- Imran, ayat
96.
Ka’bah adalah bangunan suci Muslimin yang terletak di kota Mekkah di
dalam Masjidil Haram. ia merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah
kiblat atau arah sholat bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain itu,
merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim
haji dan umrah.Ka’bah berbentuk bangunan kubus yang berukuran 12 x 10 x
15 meter (Lihat foto berangka Ka’bah).
Ka’bah disebut juga dengan nama Baitallah (Rumah Allah) atau Baitul
Atiq (Rumah Tua) yang dibangun dan dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan
Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah
Allah.Kalau kita membaca Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah
Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu)
agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan,
mudah-mudahan mereka bersyukur”,
kalau kita membaca ayat di atas, kita bisa mengetahui bawah Ka’bah
telah ada sewaktu Nabi Ibrahim as menempatkan istrinya Hajar dan bayi
Ismail di lokasi tersebut. Jadi Ka’bah telah ada sebelum Nabi Ibrahim
menginjakan kakinya di Makkah.Pada masa Nabi saw berusia 30 tahun, pada
saat itu beliau belum diangkat menjadi rasul, bangunan ini direnovasi
kembali akibat bajir yang melanda kota Mekkah pada saat itu.
Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika
hendak meletakkan kembali Hajar Aswad namun berkat hikmah Rasulallah
perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa kekerasan, tanpa
pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Pada zaman Jahiliyyah sebelum diangkatnya Rasulallah saw menjadi Nabi
sampai kepindahannya ke kota Madinah, ka’bah penuh dikelilingi dengan
patung patung yang merupakan Tuhan bangsa Arab padahal Nabi Ibrahim as
yang merupakan nenek moyang bangsa Arab mengajarkan tidak boleh
mempersekutukan Allah, tidak boleh menyembah Tuhan selain Allah yang
Tunggal, tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan
diperanakkan.
Setelah pembebasan kota Makkah, Ka’bah akhirnya dibersihkan dari
patung patung tanpa kekerasan dan tanpa pertumpahan darah.Selanjutnya
bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah sebagai pemegang
kunci ka’bah (lihat foto kunci ka’bah) dan administrasi serta pelayanan
haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar
bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu
Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki,
sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak
sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
Pada zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as pondasi bangunan Ka’bah
terdiri atas dua pintu dan letak pintunya terletak diatas tanah, tidak
seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Namun ketika
Renovasi Ka’bah akibat bencana banjir pada saat Rasulallah saw berusia
30 tahun dan sebelum diangkat menjadi rasul, karena merenovasi ka’bah
sebagai bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih,
sehingga pada saat itu terjadi kekurangan biaya. Maka bangunan ka’bah
dibuat hanya satu pintu serta ada bagian ka’bah yang tidak dimasukkan ke
dalam bangunan ka’bah yang dinamakan Hijir Ismail (lihat foto) yang
diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi ka’bah. Saat itu
pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa
memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang
sangat dimuliakan oleh bangsa Arab. Karena agama islam masih baru dan
baru saja dikenal, maka Nabi saw mengurungkan niatnya untuk merenovasi
kembali ka’bah sehinggas ditulis dalam sebuah hadits perkataan beliau:
“Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan Aku
turunkan pintu ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir
Ismail kedalam Ka’bah”, sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi
Ibrahim”. Jadi kalau begitu Hijir Ismail termasuk bagian dari Ka’bah.
Makanya dalam bertoaf kita diharuskan mengelilingi Ka’bah dan Hijir
Ismail. Hijir Ismail adalah tempat dimana Nabi Ismail as lahir dan
diletakan di pangkuan ibunya Hajar.
Ketika masa Abdurahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan
Ka’bah dibuat sebagaimana perkataan Nabi saw atas pondasi Nabi Ibrahim.
Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa
daerah Syam, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan pelontar
(Manjaniq) yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga Abdul Malik bin Marwan
yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah
berdasarkan bangunan hasil renovasi Rasulallah saw pada usia 30 tahun
bukan berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim as. Dalam
sejarahnya Ka’bah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari
peperangan dan umur bangunan. Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al
Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk
merenovasi kembali ka’bah sesuai dengan pondasi Nabi Ibrahim dan yang
diinginkan Nabi saw. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama
terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu
dijadikan masalah khilafiyah oleh penguasa sesudah beliau dan bisa
mengakibatkan bongkar pasang Ka’bah. Maka sampai sekarang ini bangunan
Ka’bah tetap sesuai dengan renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan
sampai sekarang
Hajar Aswad
Hajar Aswad merupakan batu yang dalam agama Islam dipercaya berasal
dari surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim
as. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi
seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semangkin meredup dan
hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma wangi
yang unik dan ini merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal
keberadaannya. Dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di
sisi luar Ka’bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun
mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi saw. Karena beliau selalu
menciumnya setiap saat bertoaf. Dan sunah ini diikuti para sahabat
beliau dan Muslimin.
Pada awal tahun gajah, Abrahan Al-Asyram penguasa Yaman yang berasal
dari Habsyah atau Ethiopia, membangun gereja besar di Sana’a dan
bertujuan untuk menghancurkan Ka’bah, memindahkan Hajar Asswad ke Sana’a
agar mengikat bangsa Arab untuk melakukan Haji ke Sana’a. Abrahah
kemudian mengeluarkan perintah ekspedisi penyerangan terhadap Mekkah,
dipimpin olehnya dengan pasukan gajah untuk menghancurkan Ka’bah.
Beberapa suku Arab menghadang pasukan Abrahah, tetapi pasukan gajah
tidak dapat dikalahkan. Begitu mereka berada di dekat Mekkah, Abrahah
mengirim utusan yang mengatakan kepada penduduk kota Mekkah bahwa mereka
tidak akan bertempur dengan mereka jika mereka tidak menghalangi
penghancuran Ka’bah. Abdul Muthalib, kepala suku Quraisyi, mengatakan
bahwa ia akan mempertahankan hak-hak miliknya, tetapi Allah akan
mempertahankan rumah-Nya, Ka’bah, dan ia mundur ke luar kota dengan
penduduk Mekkah lainnya. Hari berikutnya, ketika Abrahah bersiap untuk
masuk ke dalam kota, terlihat burung-burung yang membawa batu-batu kecil
dan melemparkannya ke pasukan Ethiopia; setiap orang yang terkena
langsung terbunuh, mereka lari dengan panik dan Abrahah terbunuh dengan
mengenaskan. Kejadian ini diabadikan Allah dalam Al-Qur’an dalam surah
Al-Fil
Makam Ibrahim
Makam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana banyak orang
berpendapat. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak di sebelah
timur Ka’bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan
oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu
Nabi Ibrahim berdiri di saat beliau membangun Ka’bah bersama sama
puteranya Nabi Ismail. Dari zaman dahulu batu itu sangat terpelihara,
dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca berbentuk kubbah kecil. Bekas
kedua tapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan
dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang.
Multazam
Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah berjarak kurang
lebih 2 meter. Dinamakan Multazam karena dilazimkan bagi setiap muslim
untuk berdoa di tempat itu. Setiap doa dibacakan di tempat itu sangat
diijabah atau dikabulkan. Maka disunahkan berdoa sambil menempelkan
tangan, dada dan pipi ke Multazam sesuai dengan hadist Nabi saw yang
diriwayatkan sunan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash.
Hijir Ismail
Dulu Hijir Ismail berbentuk lingkaran penuh tetapi pada zaman quraisy
terjadilah perbaikan dan terpotong separuh lingkarannya dengan demikian
disebut:Hathim yang artinya terpotong. Hijir yaitu tempat dimana
Ibarahim as meletakan istrinya Hajar dan putranya Ismail. Ia
memerintahkan Hajar untuk membuat bangsal di tempat itu. Ada pula yang
meriwayatkan bahwa nabi Ismail as dan ibunya dikubur di Hijir Ismail.
Banyak riwayat yang menjelaskan bahwa Hijir ismail atau Hathim ini
adalah bagian dari kabah (kira-kira 3 meter) oleh sebab itu tidak sah
thawaf seseorang jika hanya mengelilingi Ka’bah tapi harus juga
mengelilingi Hijir Ismail.
Dulu Hijir Ismail termasuk bagian dari Ka’bah, makanya saat thawaf
diharuskan mengelilinginya. Pada masa Quraisy Ka’bah mengalami
perombakan. Setelah dirombak, bangunan asli Ka’bah berobah dengan
bangunan yang dibangun oleh Nabi Ibrahim as dan mengalami penyempitan.
Penyempitan itu terjadi di daerah Rukun Syami, sehingga membuat Hijir
Ismail tidak lagi masuk dalam Ka’bah. Hijir Ismail seolah-olah berada di
luar bangunan Ka’bah dan bentuknya seperti yang kita lihat sekarang.
Hal ini dikuatkan melalui Hadits Rasulallah saw. Siti Aisyah ra. pernah
bertanya kepada rasulullah saw. mengenai dinding hijir ismail.Apakah ia
bagian dari rukun suci ini? Nabi menjawab: “betul”. Kemudian Aisyah
bertanya lagi: Mengapa mereka tidak memasukkan sekalian sisanya ke
kabah? Nabi menjawab:”sebab kaummu kekurangan dana.” (H.R. Nasa’i)
Pada zaman Abdullah bin Zubair menjadi penguasa Makkah, beliau
berkehendak mengembalikan Ka’bah sesuai dengan bentuk yang dibangun oleh
Nabi Ibrahim as. Setelah dimusyawaratkan dengan pemuka pemuka Makkah,
beliau melakukan hal tersebut, ia menghancurkan Ka’bah dan membangunnya
kembali. Ia memasukkan hijir Ismail (batu setengah lingkaran yang berada
di halaman Ka’bah) ke dalam bangunan Ka’bah, lalu membuat dua pintu
Ka’bah yang rata dengan tanah, satu arah timur dan satu arah barat.
Pada kekuasaan Abdul malik bin Marwan, ia memerintahkan Hajjaj bin
Yusuf Ats-tsaqafi untuk menutup pintu Ka’bah bagian barat yang dibuat
oleh Ibnu Zubair ra dan menghancurkan bangunan tambahan di Hijir Ismail
yang masuk ke dalam bangunan Ka’bah. Kemudian Hajjaj menutup pintu
Ka’bah bagian barat dan membongkar dinding ke arah Hijir ismail sehingga
terpisah dari Ka’bah. Demikianlah bentuk Ka’bah dibiarkan dalam posisi
sepeti itu sampai sekarang ini.
Menurut riwayat dari Aisyah ra. bahwasanya beliau berkata:”Aku ingin
sekali masuk ke kabah dan sholat didalamnya, lalu rasulullah saw.
menarik tanganku dan membawanya ke dalam hijir ismail, sambil
berkata:”Sholatlah di dalamnya jika engkau ingin masuk kabah, karena ia
merupakan bagian dari Ka’bah”
Setengah lingkaran Hijir Ismail membentang sepanjang 21,57 meter.
Garis tengah dari Rukun Hajar Iraqi dan Rukun Syami 11,94 meter, dan
dari dinding Ka’bah ke bagian dinding dalam 8,42 meter. Lebar kedua sisi
pintunya 2,29 meter, panjang dari pintu ke pintu 8,77 meter. Di dalam
Hijir Ismail yang kecil itulah orang berebutan masuk, shalat dan berdoa
meminta apa saja sesuai dengan hajat masing-masing. Konon do’a yang
paling mustajab di Hijir Ismail dilakukan di bawah talang air.
Sejak terpisahnya dari dari Ka’bah, Hijir Ismail mengalami perbaikan.
Dan orang yang pertama kali memperbaiki Hijir Ismail dengan memasang
marmer pada pilar Hijir adalah Abu Ja’far Manshur, khalifah Bani
Abbasiah, pada tahun 140 H. Demikian seterusnya Hijir Ismail mengalami
pembaharuan dari tahun ke tahun sampai sekarang ini.
Rukun Yamani
Rukun yamani adalah sisi atau sudut Ka’bah yang menghadap ke
arahYaman. Atau disebut sudut arah Yaman. Rukun yang sejajar dengan
hajar aswad ini sangat penting artinya bagi keistimewaan Ka’bah. Di
sudut ini setiap jamaah yang thawaf disunnahkan untuk menyalami atau
mengusap dengan tangan kanan atau cukup dengan melambaikan tangan ke
arah sudut ini dengan mengucap “Bismillah Wallahu Akbar”. Menurut
riwayat dari Ibnu Abbas ra. bahwa Nabi saw hanya menyalami Hajar Aswad
dan Rukun Yamani saja. Sedangkan Ibnu Umar ra mendengar Rasulullah saw
bersabda: “Sesungguhnya mengusap keduanya yakni Hajar Aswad dan Rukun
Yamani dapat menghapus dosa-dosa.”
Rasulullah saw. ketika berada diantara dua rukun ini yaitu Rukun Yamani dan Rukun Hajar Aswad, beliau membaca doa:
رَبَّنَآ آتِنَا فِي ٱلدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي ٱلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
Artinya:”Ya Tuhan kami, berilah kami kabaikan didunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.” Al-Baqarah: 201
Dalam satu riwayat, Nabi saw pernah bersabda bahwa setiap beliau
meliwati sudut ini kelihatan ada malaikat yang mengucapkan amin, sebagai
jawaban dari do’a beliau. Rukun Yamani ini juga dipercayai sebagai
salah satu tempat yang sangat baik untuk berdo’a, dengan cara meletakkan
tangan kanan lalu meminta kepada Allah SWT apa yang kita inginkan
Sumur Zam Zam
- Penemuan Pertama
Menurut Fatul Bari (Bab: kitab Al-Anbiya’), bahwa Kabilah Jurhun yang
hidup di Jaziraul Arab senang sekali berhijrah. Tapi setelah melihat
ada tanda wujudnya air Zam Zam di kota Makkah, mereka segera membuat
perkampungan dan mendirikan kemah-kemah di sekitarnya. Tentu yang
pertama kali menemukan Zam Zam adalah seorang wanita. Dialah siti
Hajar, istri Ibrahim as. Disaat akan ditinggalkan suaminya, ia menyeret
jubbahnya seraya berkata: “Kemanakah engkau hendak pergi?, dan
meninggalkan kami di lembah yang tidak ada penghuni? Apakah Allah yang
menyuruhmu?” Nabi Ibrahim as menjawab: “Ya”. Hajar berkata: “Jika
demikian pasti Allah tidak akan menyia-nyiakan kami”.
Setelah perbekalan Hajar habis ia tinggalkan anaknya di sebuah pohon
yang rindang dan berusaha (sa’i) mencari air. Ia berusaha sekuat tenaga
naik ke bukit Shofa. Di atas bukit ia melihat kekiri dan kekanan.
Harapanya penuh melihat kafilah datang dan bisa membantunya. Kemudia ia
berlari lagi ke bukit Marwah. Di sana ia melakukan sama seperti ia
melakukannya di bukit Shafa. Demikian seterusnya tujuh kali ia berlari
bulak balik dari Shofa ke Marwah.Ternyata air yang dicarinya keluar
deras dari tumit si bayi. Maka keluarlah air Zam Zam.
Subhanallah, dari pasir gersang itu keluarlah air. Mulai saat itu
Makkah yang dulu merupakan kota tandus, gersang, tak ada pepohonan yang
tumbuh, dan tidak ada penghuni yang hidup, berkat nabi Ismail as, datok
nabi kita Muhammad saw, menjadi kota yang subur, makmur dan terlimpah
didalamnya aneka ragam dari keberkahan Allah. Semua ini karena air Zam
zam yang keluar di tanah Makkah.
- Penemuan Kedua
Maka, terjadilah setelah itu penghidupan di Makkah, kabilah Jurhum
mulai berdatangan ke sana untuk menetap dan mendudukinya. Campur baur
pun antara mereka dan keluarga nabi Ismalil tak bisa dielakan. Dari
sana, terbentuklah masyarakat baru dan keluarlah di kemudian hari bangsa
Quraisy dan bani Hasyim. Itulah sebahagian dari keunggulan dan
keistimewaan air Zam Zam.
Hari berganti hari dan zaman berganti zaman, sehingga datanglah hujan
lebat dan banjir dahsyat yang membuat telaga Zam Zam lenyap dan tidak
ada tanda-tanda untuk diketahuinya lagi. Ini menurut riwayat Yaqut
Al-Hamawi. Adapun menurut pendapat yang benar bahwa sumur Zam Zam
ditimbun dan dihilangkan tanda-tandanya oleh kabilah Jurhum disaat
mereka akan meninggalkan kota Makkah.
Telaga Zam Zam terus lenyap dari permukaan bumi Makkah dan tidak
diketahui tempatnya, hingga Abdul Muttalib, kakek Nabi saw, memangku
jabatan sebagai pemberi makan dan minum jama’ah haji. Dengan ru’ya
shadiqah (impian yang benar) ia akhirnya ditunjukan Allah tempat sumur
Zam Zam yang tidak pernah kering airnya dan tidak pernah surut. Sumur
ini dinamakan Zam Zam karena airnya yang sangat banyak dan Zam Zam dalam
bahasa Arab berarti banyak dan berkumpul. Seandainya siti Hajar disaat
menemukannya tidak mengumpulkan pasir di sekitar tempat air dan tidak
menciduknya, maka air Zam Zam akan mengalir terus sehingga bisa
menenggelamkan semuanya.
- Keberkahan Zam Zam
Tempatnya 20 meter ke kiri dari Ka’bah ada semacam terowongan ke
bawah. Sumber air Zam Zam itu sekarang sudah ditutup dan dipagari dengan
kaca tebal dan didalamnya sudah dipasangi instalasi pipa modern untuk
mengalirkan air Zam Zam itu ke tempat tempat yang sudah ditentukan.
Sampai sekarang sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 – 18.5
liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000
liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan
air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad
dengan panjang 75 cm dengan ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil
kearah Shaffa dan Marwa. Subhanallah.
Dahulu pada masa jahiliah air zamzam dijuluki syabba’ah artinya yang
banyak mengeyangkan, dan diyakini bahwa ia adalah sebaik-baik penolong
bagi keluarga. Zam-Zam memiliki nilai yang sangat tinggi bagi umat Islam
karena ia adalah air penuh Barokah, air yang diberikan oleh Allah
sehingga dapat diminum untuk niat apa saja.
- Keistimewaan Zam Zam
1- Dari salah satu bukti yang menunjukan keutamaan Zam Zam adalah
saat malaikat Jibril as membelah dada Rasulallah saw, ia membasuhnya
hati beliau dengan Zam Zam. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Dhar
Al-Ghifari bahwa Rasulallah saw bersabda: “ Atap rumahku dibuka saat aku
berada di Makkah dan Jibril as turun dan membelah dadaku kemudian ia
membasuhnya dengan Zam Zam. Lalu ia membawa bejana besar terbuat dari
emas berisi hikmah dan keimanan dan menuangkannya ke dalam dadaku.
Kemudian ia menutupnya. Lalu ia memegang tanganku dan membawaku ke
langit”
2- Mujahid berkata: “Aku tidak pernah melihat Ibnu Abbas ra memberi
makan seseorang kecuali ia juga memberikan air Zam Zam untuk diminum. Ia
juga mengatakan setiap kali tamu datang berkunjung Ibnu Abbas akan
menjamunya dengan air Zam Zam.
3- Diantara keistimewaan air Zam Zam adalah bahwa Rasulallah saw
menjadikan siapa yang meminumnya sampai kenyang akan dibersihkan hatinya
dari sifat munafik
4- Diriwayatkan dari Jabir ra bahwa Rasulallah saw meminta seember
air Zam Zam, lalu beliau meminumnya dan memakainya untuk berwudhu’.
5- Dalam kitab Shahih diriwatkan; saat Abu Dzar telah memeluk Islam,
ia berkata: “Ya Rasulallah saya berada di sini selama 30 hari”, beliau
bersabda: “Siapa yang memberimu makan?”, ia berkata: “Aku tidak
mempunyai makanan apapun jua hanya air Zam Zam, tapi berat badanku
bertambah sehingga aku dapat merasakan lipatan lemak pada perutku, dan
aku tidak merasa lapar sama sekali”. Lantas beliau bersabda: “Zam Zam
diberkahi dan mengandung makanan bergizi”.
Ada puluhan kisah yang saya tidak bisa bawakan disini tentang
hasiatnya air Zam Zam dan bagaimana orang yang menderita penyakit dimana
dokter menyerah dan putus harapan terhadap kesembuhanya, tapi dengan
seizin Allah mereka dapat diobati dengan air Zam Zam dan khasiyatnya
yang tersembunyi. Sungguh Rasulallah saw telah bersabda “Air yang paling
baik di permukaan bumi adalah air Zam Zam, didalamnya terdapat makanan
bergizi dan dapat menyembuhkan penyakit” (HR at-Tabarani dari Ibnu
Abbas)
Bukit Sofa dan Marwah
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah” – al-Baqarah
Bukit Shafa dan Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat
dengan Ka’bah (Baitullah). Bukit Shafa dan Marwah ini memiliki peranan
sangat penting dalam sejarah Islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah
haji dan umrah. Bukit Shafa dan Marwah yang berjarak sekitar 450 meter
itu, menjadi salah satu dari rukun haji dan umrah. Tidak sah haji atau
umrah seseorang jika tidak melakukan sa’i antara sofa dan marwah
sebanyak tujuh kali.
Shafa merupakan sebuah bukit kecil yang menyambung ke bukit Abi
Qubais. Di bukit ini, dulunya terdapat Darul Arqam, Darul Saib bin Abi
Saib dan Darul al-Khuld yang sekarang semuanya sudah disatukan menjadi
tempat sa’i. sedangkan bukit Marwah bukit yang menyambung dengan bukit
Qaiqu’an dan mengarah ke rukun Syami, jaraknya 300 m dari Ka’bah. Marwah
merupakan tempat terakhir thawaf.
Dari segi fisik, tidak ada yang istimewa dari kedua bukit itu. Namun,
tujuan Allah memerintahkan Ibrahim as agar membawa keluarganya ke
Makkah yang kelak di lokasi tersebut rumah Allah (Baitullah) berdiri.
Bukit Shafa dan Marwah tidak dapat dipisahkan dengan kisah seorang
wanita yang tak punya tempat bernaung, tak berdaya, namun penuh iman,
ikhlas, dan ta’at, dangan harapan agar kelak menjadi symbol keimanan
dimasa mendatang. Dialah siti Hajar yang melahirkan anaknya Ismail as di
lembah yang tandus tak berair. Ia tinggalkan anaknya dan berusaha
(sa’i) mencari air. Ia berusaha sekuat tenaga naik ke bukit Shofa. Di
atas bukit ia melihat kekiri dan kekanan. Harapanya penuh melihat
kafilah datang yang bisa membantunya. Kemudian ia berlari lagi ke bukit
Marwah. Di sana ia melakukan sama seperti dilakukannya di bukit Shafa.
Demikian seterusnya tujuh kali ia berlari bulak balik dari Sofa ke
Marwah. Ternyata ia tidak memperoleh air. Air kehidupan yang penuh
dengan kenikmatan, keberkahan dan kesembuhan itu justru muncrat deras
dari pasir gersang yang dikorek-korek tumit si bayi.
Subhanallah, dari pasir gersang itu keluarlah air. Mulai saat itu
Makkah yang dulu merupakan kota tandus, gersang, tak ada pepohonan yang
tumbuh, dan tak ada manusia yang hidup, berkat nabi Ismail as, datok
nabi kita Muhammad saw, menjadi kota yang subur, makmur dan terlimpah
didalamnya aneka ragam dari keberkahan Allah.
Kisah ini merupakan kudwah atau teladan bagi kita untuk melakukan apa
yang telah dilakukan Siti Hajar sesuai dengan perintah Allah:
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah.
Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka
tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya“ – al-Bakarah,
158.
Terakhir, saya sangat berharap semoga artikel “Ka’bah” ini bisa
membawa mangfaat, menyejukan hati dan menambah semangat kita dalam
mengenal dan mencintai rumah Allah.
NB: Silahkan baca puluhan artikel islami berikutnya yang terlampir di
sebelah kiri list blog ini, dan juga anda bisa melihat beberapa foto
foto penting dan bersejarah yang terdapat pada list sebelah kanan blog
ini. Setiap selesai membaca jangan lupa do’akan saya.
Terima kasih. Walallahua’lam,
Penyusun: Hasan Husen Assagaf |
hajar aswad
pintu kabah
makam ibrahim
Ka’bah dari Dalam
Konci Ka’bah
banjir di kabah th 1941
banjir di kabah th 1941
Makkah di waktu malam
Ka’bah
Ibu digendong saat tawaf
Rukun Yamani
Antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad
Solat Jumat di Haram th 1325 H
multazam
Makam Ibrahim & Hajar Aswad
Kerangka Ka’bah dari Dalam
Kelambu Ka’bah (kiswah)
Hajar Aswad
Hijir Ismail
Minum Air Zamzam
Sumur Air Zamzam
Sumber Sumur Air Zamzam
Bukit Safa, permulaan Sa’i
Sa’i dari Safa menuju Marwah
Talang Ka’bah
Profil Ka’bah
Haram di Bulan Ramadhan
Bulan Puasa di Haram
Jabal Nur (tempat Nabi menerima wahyu)
Pemandangan Haram dari Luar
Gua Hira’
Gua staur (tempat Nabi bersembunyi dengan A. Siddik)
Tempat Lahir Nabi
rutuhnya ka’bah karena bajir abad 18
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar